15 Mei 2025
Serangan udara Israel di Gaza

Sumber: antaranews.com

Ahli Warta – Serangan udara terbaru yang dilancarkan oleh militer Israel di Gaza kembali memperburuk kondisi di wilayah tersebut. Otoritas Israel dikabarkan telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga sipil di beberapa daerah, yang membuat ribuan orang harus meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mencari perlindungan. Informasi ini disampaikan oleh berbagai badan kemanusiaan PBB dalam laporan mereka pada Selasa (18/3).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan bahwa perintah evakuasi tersebut mencakup wilayah di Beit Hanoun dan Khan Younis, menjadikannya sebagai perintah pertama yang dikeluarkan sejak 15 Januari. Dengan kondisi yang semakin tidak menentu, warga Gaza terpaksa mencari tempat yang dianggap lebih aman, meskipun tidak ada jaminan keamanan yang diberikan.

Menurut OCHA, luas wilayah yang terdampak oleh perintah evakuasi ini mencapai sekitar 23 kilometer persegi, yang berarti lebih dari 6 persen dari total luas Jalur Gaza. Wilayah ini mencakup banyak lokasi yang selama ini digunakan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi. Selain itu, terdapat pula tiga klinik dan satu rumah sakit lapangan yang menyediakan layanan medis bagi warga terdampak.

Dalam laporan yang sama, OCHA menyoroti bahwa mereka yang diperintahkan untuk meninggalkan tempat tinggal mereka tidak diberikan kepastian perlindungan maupun kesejahteraan. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan bagi mereka yang tetap bertahan di wilayah tersebut, karena risiko serangan masih sangat tinggi.

Di tengah meningkatnya eskalasi konflik, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan adanya hambatan dalam proses evakuasi medis. Evakuasi yang seharusnya dilakukan pada Selasa (18/3) telah ditolak, membuat banyak pasien yang membutuhkan perawatan darurat terjebak dalam situasi yang semakin genting. WHO pun mendesak agar evakuasi tersebut segera dilakukan guna menyelamatkan nyawa mereka yang membutuhkan pertolongan medis.

Kondisi yang semakin memburuk juga berdampak pada sektor pendidikan. Farhan Haq, yang menjabat sebagai wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengungkapkan bahwa lebih dari 300 fasilitas pendidikan di seluruh Gaza kini tidak dapat beroperasi. Akibatnya, ribuan anak harus kehilangan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan, menambah deretan dampak buruk yang dihadapi oleh penduduk Gaza.

Sebelumnya, Muhannad Hadi selaku koordinator kemanusiaan untuk wilayah pendudukan Palestina, mengecam keras tindakan Israel dan menyatakan bahwa situasi ini tidak dapat diterima. Ia menegaskan bahwa satu-satunya jalan keluar yang harus ditempuh adalah dengan segera memberlakukan kembali gencatan senjata.

Menurut Hadi, penduduk Gaza telah mengalami penderitaan yang begitu dalam akibat konflik yang berkepanjangan. Ia menyatakan bahwa mengakhiri pertempuran, memberikan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan, membebaskan para sandera, serta mengembalikan layanan dasar dan mata pencarian bagi warga Palestina adalah langkah-langkah utama yang harus diambil untuk memulihkan situasi.

Hadi juga menambahkan bahwa penggunaan kekuatan militer yang semakin besar oleh Israel hanya akan memperburuk penderitaan penduduk Palestina yang sudah berada dalam kondisi sangat rentan. Dengan meningkatnya eskalasi serangan, semakin banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, akses terhadap layanan kesehatan semakin terbatas, dan kehidupan sehari-hari menjadi semakin sulit dijalani.

Konflik yang terus berlanjut ini kembali menimbulkan keprihatinan di tingkat internasional. Berbagai organisasi kemanusiaan terus mendesak komunitas global untuk segera mengambil tindakan guna menekan eskalasi dan mencegah semakin banyaknya korban sipil. Namun, hingga saat ini, langkah-langkah konkret untuk mengakhiri kekerasan masih sulit dicapai.

Dengan meningkatnya jumlah pengungsi dan memburuknya kondisi kemanusiaan, banyak pihak menilai bahwa situasi di Gaza semakin menuju pada krisis yang lebih besar. Jika tidak ada upaya segera untuk menengahi konflik dan menyediakan bantuan yang memadai, maka penderitaan warga Palestina diperkirakan akan terus berlanjut tanpa ada solusi yang jelas di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *