
Ahli Warta – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,3 yang mengguncang Vanuatu pada Selasa, 17 Desember 2024, telah menimbulkan duka mendalam, terutama bagi komunitas warga negara China di negara tersebut. Berdasarkan laporan awal, dua warga negara China asal Provinsi Fujian dilaporkan tewas dalam bencana ini. Informasi tersebut diungkapkan oleh Gu Zihua, Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar China di Vanuatu, dalam wawancara dengan media Xinhua pada Rabu, 18 Desember 2024.
Menurut Gu, proses verifikasi identitas kedua korban masih berlangsung dan dilakukan bersama pihak kepolisian setempat. Kedua warga China tersebut menjadi korban setelah sebuah bangunan pribadi runtuh akibat guncangan gempa yang terjadi di wilayah Port Vila, ibu kota Vanuatu.
Gu juga menjelaskan bahwa total tiga warga negara China awalnya terjebak dalam bangunan yang ambruk. Upaya penyelamatan langsung dilakukan oleh staf Kedutaan Besar China bersama sejumlah pekerja dari perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di Vanuatu. Operasi penyelamatan berlangsung hingga larut malam, menghasilkan keberhasilan menyelamatkan dua orang, sementara satu lainnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Selain insiden di bangunan pribadi, sebuah bangunan pertokoan yang terletak di pusat kota Port Vila juga dilaporkan runtuh akibat gempa. Banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan, termasuk seorang warga negara China yang kemudian dipastikan meninggal dunia. Kedutaan Besar China mengonfirmasi informasi tersebut setelah melakukan investigasi bersama tim penyelamat setempat.
Gempa bumi berkekuatan besar ini mengguncang Vanuatu pada sore hari, dengan pusat gempa berada di kedalaman dangkal. Getarannya terasa di berbagai wilayah, termasuk beberapa pulau terdekat. Dampaknya tidak hanya dirasakan dalam kerugian material, tetapi juga menelan korban jiwa dari berbagai komunitas.
Pihak Kedutaan Besar China menyatakan komitmennya untuk terus berkoordinasi dengan kepolisian dan otoritas Vanuatu dalam mengonfirmasi identitas kedua korban tewas. Gu Zihua menegaskan bahwa komunikasi intensif dilakukan demi memberikan informasi akurat kepada keluarga korban di China.
Lebih dari sekadar proses identifikasi, kedutaan juga berupaya membantu dalam proses evakuasi dan memberikan bantuan darurat kepada komunitas China di Vanuatu yang terdampak gempa. Mereka mengerahkan sumber daya untuk memastikan keselamatan warga China lainnya yang masih berada di wilayah terdampak.
Gempa ini menjadi salah satu bencana besar yang mengingatkan dunia tentang rentannya kawasan Pasifik terhadap aktivitas seismik. Vanuatu, yang terletak di Cincin Api Pasifik, memang dikenal sebagai wilayah rawan gempa bumi. Pemerintah setempat kini menghadapi tantangan besar untuk memulihkan kondisi di daerah terdampak serta menangani para korban yang kehilangan tempat tinggal dan anggota keluarga.
Selain itu, masyarakat internasional mulai memberikan perhatian atas bencana ini. Negara-negara tetangga dan organisasi kemanusiaan dilaporkan siap mengirimkan bantuan logistik, tenaga medis, serta sumber daya lainnya untuk membantu proses pemulihan.
Bagi komunitas warga negara China di Vanuatu, tragedi ini meninggalkan luka mendalam. Para pekerja dan ekspatriat asal China yang berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di negara ini kini menghadapi tantangan besar untuk melanjutkan kehidupan sambil menghadapi duka akibat kehilangan rekan-rekan mereka.
Kedutaan Besar China memastikan bahwa mereka akan terus mendukung para korban selamat serta keluarga dari korban yang tewas. Operasi penyelamatan dan identifikasi pun dipastikan akan dilanjutkan hingga semua pihak yang terdampak mendapat penanganan layak.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya di kawasan yang rawan gempa seperti Vanuatu. Di tengah rasa duka, upaya kolaboratif antara berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi secercah harapan untuk memulihkan situasi yang telah memporak-porandakan kehidupan banyak orang.