
https://www.antaranews.com
Ahli Warta – Presiden Palestina Mahmoud Abbas dijadwalkan mengunjungi Kairo, Mesir, pada Rabu (18/12), di tengah upaya perundingan gencatan senjata yang kini mulai menunjukkan kemajuan. Hal ini terungkap dari pernyataan seorang diplomat Palestina pada Selasa (17/12). Kunjungan ini sangat signifikan mengingat situasi di wilayah Palestina yang terus memanas akibat perang berkepanjangan dengan Israel. Kunjungan Abbas ke Mesir juga diharapkan dapat membuka peluang baru untuk mencapai kesepakatan damai yang lebih komprehensif.
Abbas akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8 yang ke-11 pada Kamis (19/12), yang diadakan atas undangan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. Organisasi D-8 sendiri adalah sebuah forum ekonomi yang terdiri dari negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan, seperti Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki. KTT ini diharapkan menjadi platform untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan politik antara negara-negara anggotanya, termasuk dalam hal mendukung Palestina.
Selain menghadiri KTT, dalam kunjungannya, Abbas akan membahas berbagai topik penting dengan Presiden Mesir, al-Sisi. Salah satu fokus utama pembicaraan adalah upaya bersama Palestina dan Mesir untuk mengakhiri perang yang menghancurkan rakyat Palestina. Abbas juga akan menekankan perlunya perlindungan bagi warga Palestina, distribusi bantuan kemanusiaan yang lebih baik, serta upaya untuk membangun kembali wilayah yang hancur akibat konflik yang sedang berlangsung. Kunjungan ini juga akan memperkuat komitmen kedua negara untuk mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Lebih jauh, Abbas dan al-Sisi akan mendiskusikan pentingnya mendirikan negara Palestina merdeka yang berdaulat dan memiliki batasan geografis yang jelas. Yerusalem Timur akan tetap menjadi ibu kota negara Palestina yang diinginkan. Pembicaraan ini sejalan dengan tujuan Palestina untuk mendapatkan pengakuan internasional sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, serta memastikan hak-hak rakyat Palestina di tanah air mereka dapat terlindungi dan dihormati.
Kunjungan Abbas ini terjadi pada saat yang sangat penting, yaitu ketika negosiasi gencatan senjata tidak langsung antara Hamas dan Israel mulai menunjukkan hasil yang positif. Sebelumnya pada hari Selasa, Hamas mengungkapkan bahwa mereka terbuka untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata serta pertukaran tahanan jika Israel menahan diri untuk tidak menambahkan syarat baru dalam perundingan tersebut. Dalam beberapa pekan terakhir, perundingan ini semakin mendapatkan momentum setelah berbulan-bulan terhenti. Hamas menilai bahwa langkah ini dapat membuka jalan bagi penurunan ketegangan dan penyelesaian konflik yang lebih damai.
Meskipun negosiasi berjalan lambat dan penuh tantangan, banyak pihak berharap bahwa dengan adanya keterlibatan negara-negara seperti Mesir, yang memiliki pengaruh besar di dunia Arab dan pada konflik ini, proses damai dapat tercapai. Mesir telah lama menjadi mediator utama dalam perundingan perdamaian Israel-Palestina, termasuk dalam hal pengaturan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Ke depan, seluruh dunia akan terus memantau hasil dari pertemuan-pertemuan penting yang melibatkan Abbas, Mesir, dan negara-negara internasional lainnya. Diharapkan, kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan antara Palestina dan Mesir, tetapi juga membuka peluang untuk perdamaian yang lebih permanen bagi rakyat Palestina dan stabilitas di kawasan tersebut.