
Sumber: antaranews.com
Ahli Warta – Dalam upaya mendorong pengembangan kampus riset bertaraf global, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, memberikan wawasan berharga kepada mahasiswa Universitas Almarisah Madani Makassar. Dalam acara tersebut, ia menyoroti lima aspek penting yang harus diperhatikan oleh akademisi agar institusi pendidikan dapat berkembang dan memberikan dampak besar di tingkat internasional.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Taruna Ikrar menjelaskan bahwa citra institusi merupakan elemen pertama yang harus diperhatikan. Menurutnya, karakter kampus serta alumni yang dihasilkan akan mencerminkan kualitas dan reputasi institusi tersebut di mata dunia. Oleh karena itu, membangun identitas akademik yang kuat menjadi langkah awal untuk mencapai standar global.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa potensi kampus dan alumni harus dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu indikator keberhasilan sebuah perguruan tinggi dapat dilihat dari bagaimana para alumninya berkiprah di dunia kerja setelah lulus. Kampus yang mampu melahirkan lulusan berkualitas akan semakin dikenal dan dihormati di dunia akademik maupun industri.
Publikasi ilmiah juga menjadi aspek yang tidak kalah penting. Taruna menjelaskan bahwa jumlah sitasi dalam penelitian dapat dijadikan ukuran seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh akademisi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Semakin banyak karya yang dikutip oleh peneliti lain, semakin besar pula reputasi kampus tersebut di dunia akademik global.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sejarah dan dampak positif yang diberikan oleh kampus terhadap masyarakat juga menjadi faktor penentu dalam membangun reputasi global. Kampus yang memiliki kontribusi nyata dalam memecahkan masalah sosial dan ekonomi akan lebih mudah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan tersebut, Taruna Ikrar mendorong mahasiswa untuk terus berjuang dan tidak berkecil hati dalam mencapai impian akademiknya. Ia mengungkapkan bahwa semua institusi besar di dunia pada awalnya hanyalah lembaga kecil yang berkembang melalui kerja keras dan inovasi.
Selain memberikan motivasi, ia juga mengingatkan bahwa ada lima hal yang tidak boleh dilanggar dalam dunia akademik. Pertama, ijazah harus asli dan tidak boleh dipalsukan. Kedua, setiap akademisi wajib memiliki karya sendiri tanpa melakukan plagiasi. Ketiga, data penelitian tidak boleh dimanipulasi untuk kepentingan tertentu. Keempat, kode etik profesi harus dipatuhi, terutama bagi mereka yang bekerja di bidang kesehatan. Terakhir, akademisi harus menjauhi segala bentuk pelanggaran hukum yang dapat merusak integritas keilmuan.
Taruna Ikrar juga menyinggung tentang fenomena “start over” pasca-pandemi COVID-19, yang membuka peluang bagi institusi pendidikan untuk bangkit dan bersaing dalam dunia akademik global. Ia mengajak para mahasiswa dan akademisi untuk memanfaatkan momentum ini dengan terus mengembangkan penelitian berbasis teknologi digital.
Sebagai bagian dari upaya mendukung pengembangan sumber daya manusia, BPOM juga berencana membangun sekolah vokasi. Ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah menciptakan kesinambungan dalam pengembangan tenaga ahli di bidangnya masing-masing. Menurutnya, langkah ini merupakan kontribusi nyata dalam membangun peradaban yang lebih maju.
Dalam sesi diskusi, salah satu mahasiswa menanyakan mengenai tantangan pendanaan dalam riset akademik. Menanggapi hal tersebut, Taruna menjelaskan bahwa keterbatasan dana dapat diatasi melalui kolaborasi antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah, yang dikenal dengan konsep Academia-Business-Government (ABG).
Melalui konsep ini, BPOM akan berperan dalam mempertemukan industri yang membutuhkan inovasi dengan institusi akademik yang memiliki banyak ide namun terbatas dalam fasilitas. Dengan demikian, riset-riset yang dihasilkan tidak hanya bermanfaat bagi dunia akademik, tetapi juga dapat diterapkan secara nyata dalam berbagai sektor industri.
Melalui pemaparan ini, diharapkan mahasiswa Universitas Almarisah Madani Makassar dapat semakin termotivasi untuk berkontribusi dalam membangun kampus yang lebih maju dan berdaya saing di tingkat global. Inovasi, kolaborasi, serta integritas akademik menjadi kunci utama dalam mewujudkan impian tersebut.