Kedutaan Besar Qatar Kembali Beroperasi di Suriah Setelah 13 Tahun Tertutup
Ahli Warta – Kedutaan Besar Qatar di Suriah resmi kembali beroperasi pada Selasa, 17 Desember 2024, setelah hampir 13 tahun ditutup. Penutupan kedutaan ini terjadi menyusul pemutusan hubungan diplomatik antara kedua negara yang dimulai pada tahun 2011, setelah gelombang protes besar-besaran di Suriah yang menentang pemerintahan Presiden Bashar Assad. Keputusan untuk membuka kembali kedutaan ini menandakan langkah maju dalam normalisasi hubungan antara Qatar dan Suriah.
Menurut sumber diplomatik yang dikutip oleh RIA Novosti, kedutaan Qatar di Suriah telah kembali beroperasi penuh, dan langkah ini menjadi simbol perubahan signifikan dalam hubungan bilateral yang sebelumnya tegang. Momen penting ini terjadi setelah diplomat Qatar melakukan kunjungan ke Suriah pada Minggu, 15 Desember, di mana mereka bertemu dengan pemerintah Suriah yang saat ini berfungsi pasca-penggulingan Presiden Bashar Assad.
Penutupan kedutaan Qatar di Suriah bermula pada Juli 2011, ketika aksi protes besar-besaran pecah di Suriah sebagai bagian dari gelombang Arab Spring. Pada masa itu, banyak negara termasuk Qatar mengecam keras tindakan represif pemerintah Assad terhadap demonstran. Akibatnya, Qatar memutuskan untuk menarik duta besarnya dan menutup kedutaannya sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah Suriah. Sejak saat itu, hubungan diplomatik antara kedua negara mengalami stagnasi yang cukup panjang.
Namun, pergeseran kebijakan mulai terlihat beberapa tahun terakhir, seiring dengan dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah yang terus berkembang. Langkah terbaru ini terjadi setelah Qatar mengambil langkah untuk meningkatkan keterlibatannya kembali di kawasan tersebut, dengan mengubah sikapnya terhadap pemerintah Suriah. Pada 15 Desember 2024, Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan secara resmi bahwa kedutaan mereka akan kembali beroperasi di Damaskus.
Sebagai bagian dari proses pemulihan hubungan ini, Qatar menunjuk Khalifa Abdullah Al Mahmoud Al Sharif sebagai kuasa usaha yang akan memimpin kedutaan tersebut. Penunjukan ini menegaskan niat Qatar untuk melanjutkan hubungan diplomatik dengan Suriah, meskipun selama bertahun-tahun Suriah telah berada dalam kondisi perang sipil yang mengakibatkan kerusakan besar di seluruh negeri.
Kembalinya operasi kedutaan Qatar di Suriah mencerminkan perubahan penting dalam politik kawasan, yang semakin menunjukkan adanya upaya untuk meredakan ketegangan yang telah berlangsung lama. Qatar, yang sebelumnya menjadi salah satu negara yang mendukung oposisi terhadap pemerintahan Assad, kini tampaknya berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih konstruktif dengan Suriah, menyusul perkembangan baru dalam kebijakan luar negeri negara-negara besar di Timur Tengah.
Langkah ini juga menunjukkan bahwa hubungan internasional Suriah mulai normalisasi kembali setelah bertahun-tahun terisolasi akibat konflik internal dan sanksi internasional. Meskipun tantangan besar masih ada, dengan banyak negara yang masih ragu untuk menjalin hubungan dengan Suriah, kembalinya kedutaan Qatar menandakan bahwa beberapa negara kini siap untuk membangun kembali hubungan diplomatik mereka dengan pemerintah Assad.
Bagi Suriah, kembalinya kedutaan Qatar merupakan simbol penting dari upaya untuk memperbaiki hubungan internasionalnya dan memperoleh dukungan internasional yang lebih luas setelah lebih dari satu dekade konflik. Sebaliknya, Qatar berharap langkah ini dapat membuka peluang baru dalam bidang diplomasi dan kerjasama dengan Suriah di masa depan.
Perkembangan ini juga mempengaruhi hubungan Qatar dengan negara-negara lainnya di kawasan tersebut, karena Qatar terus berusaha menyeimbangkan kebijakan luar negerinya antara berbagai kekuatan besar yang memiliki kepentingan di Suriah dan Timur Tengah.