15 Mei 2025
PBB Serukan Kebebasan Navigasi di Laut Merah

Sumber: antaranews.com

Ahli Warta – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan kekhawatiran terhadap meningkatnya ketegangan di Laut Merah, terutama akibat ancaman kelompok Houthi terhadap kapal dagang dan komersial. Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor juru bicara PBB pada Senin (17/3), Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan bahwa kebebasan navigasi di wilayah tersebut harus tetap terjaga.

PBB juga menyatakan keprihatinannya terhadap serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir terhadap wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kelompok Houthi di Yaman. Berdasarkan laporan, serangan tersebut menyebabkan korban jiwa yang cukup besar. Data yang dikumpulkan mencatat bahwa sedikitnya 53 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya mengalami luka-luka, termasuk sejumlah warga sipil. Selain itu, serangan tersebut turut berdampak pada pasokan listrik di beberapa daerah yang terkena dampaknya.

Dalam pernyataan lebih lanjut, PBB memperingatkan bahwa meningkatnya eskalasi konflik dapat memperburuk ketegangan di kawasan. Risiko besar bagi stabilitas regional disebut sebagai salah satu dampak yang harus diwaspadai. Selain itu, konflik yang semakin memburuk juga dikhawatirkan akan memperparah krisis kemanusiaan di Yaman, yang sudah berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan.

Melalui pernyataan yang dikeluarkan, PBB menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan menghentikan segala bentuk aktivitas militer. Hukum internasional, terutama hukum humaniter internasional, diingatkan harus tetap dihormati oleh semua pihak tanpa pengecualian.

Selain itu, Resolusi Dewan Keamanan PBB 2768 (2025), yang berkaitan dengan serangan kelompok Houthi terhadap kapal dagang dan komersial, juga ditekankan harus dipatuhi sepenuhnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh kelompok Houthi, serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris pada Sabtu lalu telah menyebabkan sedikitnya 53 orang meninggal dunia, sedangkan 98 lainnya mengalami luka-luka.

Terkait dengan konflik ini, kelompok Houthi sebelumnya telah mengeluarkan peringatan kepada Israel pada 7 Maret lalu. Mereka menuntut agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Jalur Gaza yang saat itu berada dalam kondisi blokade. Jika dalam waktu empat hari permintaan tersebut tidak dipenuhi, mereka mengancam akan melancarkan serangan maritim terhadap kapal-kapal yang memiliki keterkaitan dengan Israel.

Sejak akhir tahun 2023, kelompok Houthi diketahui telah melakukan serangan terhadap berbagai kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, serta Teluk Aden. Serangan-serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal dan drone.

Kelompok ini mengklaim bahwa aksi yang mereka lakukan merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Gaza yang tengah mengalami krisis akibat serangan Israel. Setelah adanya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Januari lalu, serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut sempat dihentikan.

Namun, pada 2 Maret, setelah Israel kembali melakukan blokade penuh terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza, kelompok Houthi kembali mengancam akan melanjutkan serangan maritim mereka.

Di tengah meningkatnya eskalasi konflik, PBB terus menyerukan pentingnya dialog dan upaya diplomasi untuk menghindari dampak yang lebih luas terhadap kawasan. Selain itu, komunitas internasional diharapkan dapat berperan dalam mencegah krisis kemanusiaan di Yaman semakin memburuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *