15 Mei 2025
Inggris Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Ukraina

Sumber: antaranews.com

Ahli Warta – Pemerintah Inggris dilaporkan tengah mempertimbangkan pengiriman ribuan pasukan ke Ukraina sebagai bagian dari misi perdamaian yang tidak memiliki batasan waktu. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh surat kabar The Times, yang mengutip seorang pejabat senior pemerintah Inggris.

Menurut sumber yang dikutip dalam laporan tersebut, pengiriman pasukan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas jangka panjang di Ukraina dan mencegah kemungkinan agresi dari Rusia. Pejabat tersebut menyebutkan bahwa langkah ini bukan sekadar misi sementara, tetapi komitmen yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun, selama situasi di Ukraina masih memerlukannya.

Meski demikian, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, belum memberikan kepastian terkait aturan keterlibatan pasukan tersebut, terutama dalam hal penggunaan kekuatan militer jika terjadi serangan dari pihak Rusia. Hingga saat ini, masih belum jelas apakah pasukan Inggris yang dikirim akan diberi wewenang untuk menggunakan kekuatan mematikan dalam situasi tertentu.

Selain Inggris, beberapa negara lain juga dikabarkan sedang mempertimbangkan langkah serupa. Laporan tersebut menyebutkan bahwa Prancis, Turki, Kanada, dan Australia turut menimbang kemungkinan mengerahkan hingga 30.000 tentara ke wilayah Ukraina. Para pemimpin pertahanan dari beberapa negara dijadwalkan bertemu dalam waktu dekat guna membahas detail rencana tersebut.

Meski Inggris menunjukkan keseriusan dalam rencana ini, Perdana Menteri Starmer menegaskan bahwa negaranya tidak akan mengirim pasukan tanpa adanya jaminan keamanan dari sekutu utama mereka, yaitu Amerika Serikat. Keputusan ini menunjukkan bahwa Inggris tetap mengutamakan koordinasi dengan Washington sebelum mengambil langkah besar dalam konflik Ukraina-Rusia.

Sementara itu, Rusia telah memberikan respons keras terhadap rencana pengerahan pasukan ini. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menegaskan bahwa keberadaan pasukan dari negara-negara aliansi NATO di Ukraina dalam bentuk apa pun, termasuk sebagai pasukan perdamaian, dianggap sebagai ancaman langsung bagi Rusia. Lavrov menekankan bahwa langkah seperti itu tidak akan diterima dalam keadaan apa pun.

Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia juga mengeluarkan peringatan bahwa negara-negara Barat dapat mengerahkan hingga 100.000 tentara ke Ukraina dengan dalih menjaga perdamaian. Langkah ini, menurut Rusia, lebih bersifat strategis untuk memperkuat posisi Ukraina dalam konflik, daripada sekadar menjalankan misi kemanusiaan.

Selain itu, Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov, mengingatkan bahwa dalam situasi konflik seperti ini, pengiriman pasukan perdamaian hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari semua pihak yang terlibat. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Rusia tidak akan membiarkan pasukan dari negara-negara Barat masuk ke Ukraina tanpa negosiasi atau kesepakatan sebelumnya.

Ketegangan antara Rusia dan Barat terus meningkat sejak dimulainya konflik di Ukraina. Meskipun beberapa pihak menyerukan solusi diplomatik, upaya penyelesaian damai masih menemui banyak hambatan. Rencana pengerahan pasukan oleh Inggris dan negara-negara lain berpotensi memperburuk situasi dan semakin meningkatkan ketegangan antara NATO dan Rusia.

Dalam perkembangan terbaru, belum ada kepastian kapan keputusan akhir mengenai pengiriman pasukan perdamaian ini akan dibuat. Namun, berbagai pihak mengamati dengan cermat setiap langkah yang diambil oleh Inggris dan sekutunya, mengingat bahwa keputusan tersebut dapat berdampak besar terhadap dinamika geopolitik di Eropa Timur.

Jika pengerahan pasukan ini benar-benar terlaksana, maka bukan tidak mungkin bahwa konflik di Ukraina akan memasuki fase baru yang lebih kompleks. Dengan adanya kehadiran pasukan dari negara-negara NATO, Rusia kemungkinan besar akan mengambil tindakan balasan yang dapat memperpanjang ketegangan yang sudah berlangsung selama ini.

Di sisi lain, beberapa analis berpendapat bahwa langkah ini dapat menjadi upaya untuk menekan Rusia agar mau bernegosiasi dan mencari jalan keluar yang lebih damai. Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.

Situasi ini semakin menegaskan bahwa konflik di Ukraina bukan sekadar perang antara dua negara, tetapi telah menjadi pertarungan geopolitik yang melibatkan kekuatan global. Bagaimana perkembangan selanjutnya masih menjadi tanda tanya besar, tetapi satu hal yang pasti: keputusan terkait pengiriman pasukan ini akan menjadi salah satu faktor penentu dalam dinamika konflik yang sedang berlangsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *