
Sumber: antaranews.com
Ahli Warta – Perdana Menteri terpilih Greenland, Jens-Frederik Nielsen, menyampaikan seruan kepada negara-negara Eropa agar memberikan dukungan terhadap kedaulatan wilayahnya. Ia menegaskan bahwa Greenland adalah milik rakyatnya dan tidak akan pernah diperjualbelikan. Pernyataan ini disampaikan setelah muncul kembali isu mengenai potensi akuisisi Greenland oleh Amerika Serikat.
Dalam sebuah wawancara pada Sabtu (15/3), Nielsen menyatakan bahwa negara-negara Eropa seharusnya berdiri bersama Greenland dalam mempertahankan hak kedaulatan mereka. Ia menekankan bahwa Greenland sepenuhnya dikelola oleh rakyatnya sendiri dan hal tersebut tidak akan berubah di masa depan.
Seruan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan akibat pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai status Greenland. Sekitar 1.000 warga turun ke jalan di ibu kota Nuuk pada hari yang sama untuk memprotes komentar Trump, yang dianggap menyinggung kedaulatan negara mereka.
Para pemimpin dari berbagai partai politik utama di Greenland, termasuk Partai Demokraatit, Naleraq, Inuit Ataqatigiit, Siumut, dan Atassut, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam sikap Trump. Mereka menganggap bahwa pernyataan tersebut tidak dapat diterima dan berpotensi mengancam hak Greenland sebagai wilayah yang berdaulat.
Pernyataan kontroversial itu berawal dari pernyataan Trump pada Kamis sebelumnya, di mana ia mempertanyakan kedaulatan Denmark atas Greenland. Trump menyatakan bahwa Denmark berjarak sangat jauh dari Greenland dan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan wilayah tersebut. Ia juga mempertanyakan dasar historis kepemilikan Denmark atas Greenland, menyebutkan bahwa mungkin kapal Denmark hanya tiba di sana sekitar 200 tahun yang lalu dan langsung mengklaim wilayah itu.
Trump juga mengungkapkan bahwa ia telah melakukan komunikasi dengan pemerintah Denmark dan Greenland terkait kemungkinan akuisisi pulau tersebut oleh Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa AS “harus melakukannya,” seolah-olah menegaskan bahwa pembelian Greenland adalah langkah yang perlu diambil oleh negaranya.
Menanggapi hal tersebut, warga Greenland dengan tegas menunjukkan penolakan mereka terhadap gagasan tersebut melalui aksi protes yang digelar di Nuuk. Mereka menganggap pernyataan Trump sebagai bentuk ketidakmengertian terhadap sejarah serta kedaulatan Greenland.
Isu penjualan Greenland sebenarnya bukan pertama kali muncul dalam perbincangan politik internasional. Pada tahun 2019, Trump juga pernah mengungkapkan ketertarikannya untuk membeli Greenland, tetapi tawaran tersebut langsung ditolak oleh pemerintah Denmark dan Greenland. Saat itu, Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, bahkan menyebut gagasan tersebut sebagai sesuatu yang “absurd.”
Meskipun Greenland saat ini masih merupakan wilayah otonom di bawah Kerajaan Denmark, rakyatnya memiliki pemerintahan sendiri yang mengatur sebagian besar kebijakan domestik, termasuk sumber daya alam dan kebijakan ekonomi. Hubungan dengan Denmark terutama masih terlihat dalam bidang pertahanan dan kebijakan luar negeri.
Para pemimpin politik Greenland terus menegaskan bahwa wilayah mereka tidak akan pernah dijual kepada negara mana pun. Mereka menilai bahwa kedaulatan Greenland adalah hak mutlak rakyatnya dan tidak boleh menjadi bahan negosiasi politik oleh pihak luar.
Dengan adanya pernyataan Trump yang kembali memicu kontroversi, masyarakat Greenland semakin memperkuat tekad mereka untuk mempertahankan kedaulatan dan identitas nasional mereka. Dukungan dari negara-negara Eropa pun diharapkan dapat membantu Greenland dalam menjaga statusnya sebagai wilayah yang berdaulat dan mandiri.