
Ahli Warta – Pemerintah China baru-baru ini mengumumkan kebijakan baru yang memberikan kemudahan bagi warga negara dari 54 negara untuk melakukan transit tanpa visa. Kebijakan ini memungkinkan pelancong untuk tinggal hingga 240 jam atau 10 hari tanpa memerlukan visa, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya yang hanya memberikan izin transit selama 72 hingga 144 jam. Keputusan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, pada Selasa, 17 Desember 2024, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Beijing.
Lin menjelaskan bahwa kebijakan baru ini bertujuan untuk memfasilitasi perjalanan internasional dan mendorong lebih banyak turis asing untuk memasukkan China dalam daftar destinasi mereka. Dalam rangka mendukung kebijakan ini, China juga memperluas jumlah pelabuhan yang memenuhi syarat untuk transit bebas visa. Sebelumnya, hanya 39 pelabuhan yang diperbolehkan, namun kini jumlahnya bertambah menjadi 60 pelabuhan yang melayani perjalanan ini. Pelabuhan-pelabuhan baru ini termasuk Bandara Internasional Chengdu Tianfu di Provinsi Sichuan dan Bandara Internasional Sanya Phoenix di Provinsi Hainan.
Selain itu, kebijakan baru ini juga memperluas wilayah yang dapat dikunjungi oleh wisatawan asing. Pelancong yang memanfaatkan fasilitas transit bebas visa kini dapat mengunjungi 24 provinsi, daerah otonom, dan kota besar di China, yang sebelumnya hanya mencakup 19 wilayah. Di antaranya adalah provinsi-provinsi besar seperti Shanxi, Anhui, Jiangxi, Hainan, dan Guizhou.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun kebijakan ini menawarkan kemudahan transit, pelancong tetap tidak diperbolehkan untuk bekerja, belajar, atau melakukan kegiatan lain yang memerlukan izin khusus seperti peliputan jurnalistik. Kebijakan ini hanya berlaku untuk perjalanan wisata atau bisnis yang sifatnya sementara dan tidak melibatkan kegiatan yang memerlukan izin lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri China berharap kebijakan baru ini dapat mendorong lebih banyak turis asing untuk mengunjungi China, terutama untuk menikmati situs-situs bersejarah dan wisata alam yang terkenal, seperti Tembok Besar China dan keindahan alam lainnya. Dengan memperpanjang masa tinggal yang diizinkan dan memperluas area yang dapat dijangkau, diharapkan jumlah kunjungan ke China dapat terus meningkat, yang pada gilirannya akan memberi dampak positif pada industri pariwisata negara tersebut.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Imigrasi Nasional China (NIA), jumlah warga asing yang datang ke China dari Januari hingga November 2024 meningkat pesat. Sekitar 29,2 juta orang memasuki China pada periode tersebut, dengan 17,44 juta di antaranya menggunakan fasilitas transit bebas visa. Ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, yakni sekitar 123,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mengindikasikan bahwa kebijakan bebas visa semakin populer di kalangan pelancong internasional.
Sebanyak 54 negara mendapatkan keuntungan dari kebijakan transit bebas visa ini, termasuk 25 negara yang merupakan bagian dari kawasan Schengen. Negara-negara Schengen yang berhak atas fasilitas ini antara lain Austria, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, serta negara-negara Eropa lainnya seperti Inggris, Rusia, dan Ukraina. Selain itu, pelancong dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan beberapa negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, Singapura, serta Uni Emirat Arab juga termasuk dalam daftar negara yang memenuhi syarat.
Dengan kebijakan ini, pemerintah China tidak hanya berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan asing, tetapi juga memfasilitasi hubungan bisnis dan ekonomi antarnegara. Perpanjangan masa transit bebas visa dan ekspansi wilayah yang diizinkan diharapkan akan meningkatkan mobilitas internasional dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata serta sektor ekonomi lainnya di China.