19 April 2025
China mengecam serangan Israel di Dataran Tinggi Golan

Ahli Warta – China mengeluarkan pernyataan keras terhadap Israel, mendesak negara tersebut untuk menghentikan operasi militer dan serangannya di Dataran Tinggi Golan. Wakil Perwakilan Tetap China untuk PBB, Geng Shuang, menekankan pentingnya menghentikan tindakan militer Israel, termasuk kegiatan pembangunan pemukiman di wilayah yang disengketakan tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa, 17 Desember.

Geng Shuang menyatakan kekhawatirannya yang mendalam atas serangan udara Israel yang terus berlangsung baru-baru ini terhadap Suriah, serta serbuan Israel ke wilayah Golan. Dia juga menyoroti klaim Israel untuk memperluas pemukiman di daerah yang sebelumnya diduduki Suriah itu. “Kami menyerukan Israel untuk segera menghentikan tindakan tersebut,” ujar Geng Shuang. Dia juga menambahkan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza telah menciptakan ketidakstabilan yang meluas ke negara-negara tetangga, dan menegaskan perlunya mengakhiri konflik tersebut.

Tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan telah memicu ketegangan internasional, terutama setelah pernyataan dari Kepala Pemerintahan Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa perjanjian yang tercapai setelah Perang Yom Kippur 1973, mengenai pelepasan pasukan Suriah di Dataran Tinggi Golan, kini sudah tidak berlaku. Menurut Netanyahu, alasan utamanya adalah karena posisi militer Suriah yang sebelumnya dikuasai telah ditinggalkan setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad. Hal ini menyebabkan Netanyahu memerintahkan tentara Israel untuk menduduki zona demarkasi dan mengendalikan posisi tersebut.

Selain itu, Kepala Pertahanan Israel, Yoav Katz, memberikan perintah kepada unit-unit militer Israel untuk mempersiapkan diri menghadapi musim dingin di Dataran Tinggi Golan bagian Suriah. Ketegangan semakin meningkat, terutama setelah pemerintahan Netanyahu menyetujui rencana untuk menggandakan populasi Israel di wilayah yang telah dianeksasi tersebut. Rencana ini mendapat persetujuan penuh dari pemerintah Israel pada Minggu, 15 Desember, yang memutuskan untuk melipatgandakan jumlah pemukim Israel di Dataran Tinggi Golan.

Dataran Tinggi Golan adalah wilayah yang selama ini menjadi sumber ketegangan antara Israel dan Suriah. Wilayah ini dianeksasi oleh Israel pada tahun 1981 setelah perang yang dimulai pada 1967. Namun, status Golan tetap disengketakan, dengan Suriah mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari teritori mereka. Meskipun Israel telah menguasai wilayah tersebut lebih dari lima dekade, banyak negara internasional yang tidak mengakui aneksasi tersebut, dan menganggap Golan sebagai wilayah yang masih berada di bawah kekuasaan Suriah.

China, dalam hal ini, telah mengingatkan bahwa perlu adanya penyelesaian damai atas sengketa ini dan menyerukan agar semua pihak menghormati hukum internasional serta menjaga stabilitas regional. Geng Shuang menegaskan bahwa penyelesaian konflik ini tidak bisa dicapai dengan cara kekerasan atau ekspansi militer, melainkan dengan dialog dan penghormatan terhadap hak-hak semua pihak yang terlibat.

Pernyataan dari China ini mencerminkan semakin dalamnya ketegangan internasional mengenai konflik yang melibatkan Israel, Suriah, dan negara-negara sekitarnya. Dengan adanya dukungan dari komunitas internasional, harapan untuk penyelesaian damai di Dataran Tinggi Golan tetap ada, meskipun tantangan diplomatiknya sangat besar.

Tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan juga menunjukkan perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri Israel di bawah pemerintahan Netanyahu, yang semakin mempertegas kontrol Israel atas wilayah tersebut. Namun, dengan adanya desakan dari negara-negara besar seperti China, situasi ini kemungkinan akan terus mempengaruhi hubungan internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *