
https://www.antaranews.com
Ahli Warta – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) saat ini tengah berfokus pada penyusunan data tunggal keluarga miskin yang akan digunakan sebagai acuan lintas kementerian dan instansi lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memastikan penyaluran bantuan sosial (bansos) tepat sasaran dalam mendukung program pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyoroti pentingnya penyatuan data tersebut. Dalam peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) ke-75 di Sleman, Yogyakarta, Saifullah mengakui bahwa selama ini terdapat ketidaksesuaian dalam program bantuan sosial akibat penggunaan data kemiskinan yang berbeda-beda oleh kementerian dan lembaga terkait. “Selama ini sering terjadi program bansos baik dari Kemensos maupun instansi lainnya yang salah sasaran,” ujarnya.
Menurutnya, perbedaan data dan parameter yang digunakan sering kali membuat bantuan tidak sampai kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang membutuhkan. Untuk itu, Kemensos tengah melakukan pendataan ulang dengan pendekatan yang lebih akurat. Data tunggal ini nantinya akan mencakup informasi rinci mengenai setiap keluarga miskin, termasuk nama, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, hingga kondisi sosial ekonomi mereka.
Langkah ini tidak hanya bertujuan meningkatkan efisiensi, tetapi juga mempercepat target pengentasan kemiskinan. Saifullah mendorong pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk berperan aktif dalam proses ini. Ia menargetkan setiap pendamping mampu membantu setidaknya 10 keluarga miskin keluar dari kemiskinan setiap tahunnya. Dengan demikian, program ini dapat menghasilkan dampak yang signifikan dalam waktu singkat.
Selain membahas penyusunan data tunggal, rangkaian acara HKSN 2024 juga melibatkan berbagai kegiatan sosial di Sleman. Menteri Sosial bersama Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengunjungi sejumlah lokasi penting seperti RSU Queen Latifa Sleman, Gedung Serbaguna Sleman, Kantor Pos Sleman, dan Puskesos Sumberejo.
Di RSU Queen Latifa, Mensos meninjau pelaksanaan operasi katarak yang telah dilakukan sejak 12 Desember 2024. Sebanyak 66 peserta telah menjalani skrining, sementara 36 lainnya menjalani operasi pada 18 Desember 2024. Kemensos juga memberikan penghargaan kepada para dokter dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami) Yogyakarta atas kontribusi mereka dalam program ini.
Di Gedung Serbaguna Sleman, Mensos bertemu dengan berbagai pilar sosial seperti SDM PKH, Tagana, dan Pendamping Rehabilitasi Sosial. Selain itu, tersedia layanan kesehatan umum, terapi, posyandu, serta talkshow dan workshop mitigasi bencana.
Kemensos juga menyalurkan bantuan sosial kepada 150 KPM melalui Kantor Pos Sleman. Bantuan ini mencakup program sembako dan PKH. Di Puskesos Sumberejo, Mensos secara simbolis mewisuda sejumlah KPM yang berhasil keluar dari kemiskinan (graduasi). Puskesos Sumberejo memiliki program unggulan seperti “Titik Sedulur,” yaitu layanan untuk menjangkau orang miskin yang sakit agar mendapatkan penanganan medis.
Tak hanya itu, Kemensos memberikan bantuan berupa laptop, printer, dan filling cabinet kepada Puskesos Sumberejo. Untuk Desa Pondokrejo, Sleman, Kemensos menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp566 juta yang meliputi kebutuhan dasar, bantuan pemberdayaan, renovasi Rumah Sejahtera Terpadu (RST), hingga pembangunan MCK.
Secara keseluruhan, pada peringatan HKSN 2024, Kemensos memberikan bantuan sosial senilai Rp1,4 miliar lebih untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bantuan ini mencakup berbagai aspek seperti kebutuhan pangan, aksesibilitas alat bantu, program permakanan bagi lansia dan disabilitas, hingga pelestarian kearifan lokal.
Saifullah Yusuf berharap dengan adanya data tunggal ini, bantuan sosial dapat lebih tepat sasaran sehingga mempercepat pengentasan kemiskinan di Indonesia. “Kolaborasi lintas instansi, efisiensi anggaran, dan pendekatan berbasis data adalah kunci dalam menciptakan kesejahteraan yang merata,” tutupnya.