18 April 2025
Rumah Produksi Bersama di Batu Bara: Harapan Baru untuk Petani Cabai dan Pelaku UMKM

https://www.antaranews.com

Ahli Warta – Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Helvi Y Moraza, menyampaikan harapannya terhadap keberadaan Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Cabai di Desa Lumbu Cuik, Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Keberadaan RPB ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada komoditas cabai sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di wilayah tersebut.

Dalam peresmian yang berlangsung pada hari Rabu, Helvi menegaskan bahwa pembangunan RPB ini adalah bukti nyata dukungan pemerintah pusat terhadap potensi produk lokal. Menurutnya, pemerintah hadir untuk memastikan hasil panen petani tidak hanya berhenti sebagai bahan mentah, melainkan bisa diolah menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis. Ia menjelaskan bahwa langkah ini adalah wujud komitmen pemerintah dalam memaksimalkan potensi lokal untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar.

Cabai merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan tingkat produksi yang sangat signifikan. Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2023, produksi cabai nasional, termasuk cabai besar, keriting, dan rawit, mencapai 4,5 juta ton dengan total luas lahan sekitar 443,3 ribu hektare. Cabai sendiri memberikan kontribusi sebesar 18,25 persen dari total produksi hortikultura nasional. Dalam lima tahun terakhir, produksi cabai di Pulau Jawa mencatat kenaikan sebesar 7,52 persen, sementara di luar Pulau Jawa tumbuh sebesar 0,93 persen.

Sumatera Utara menjadi salah satu daerah penghasil cabai terbesar di Indonesia, menyumbang sekitar 11,36 persen dari total produksi nasional. Kabupaten Batu Bara, sebagai salah satu sentra produksi utama di Sumatera Utara, menempati posisi ketiga setelah Kabupaten Simalungun dan Karo. Potensi besar ini menunjukkan perlunya hilirisasi untuk mengolah cabai menjadi barang jadi atau setengah jadi agar nilai tambahnya lebih optimal.

Helvi menggarisbawahi pentingnya pengolahan cabai hasil panen untuk menciptakan peluang baru bagi petani dan pelaku UMKM. Produk olahan seperti pasta cabai dan cabai bubuk dapat menjadi alternatif yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan produk mentah. Dengan memanfaatkan fasilitas Rumah Produksi Bersama, pelaku UMKM diharapkan dapat memperluas jangkauan produk mereka hingga ke pasar internasional. Helvi juga menyebutkan bahwa pemerintah telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Hilirisasi untuk mendukung pemasaran produk olahan cabai, baik secara lokal maupun global.

Lebih lanjut, Rumah Produksi Bersama ini juga dilengkapi dengan fasilitas Rumah Kemasan yang siap mendukung kebutuhan pengemasan produk olahan cabai. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses distribusi dan meningkatkan daya saing produk di pasar. Selain itu, koperasi petani akan dilibatkan secara aktif untuk mengelola dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, sehingga hasil panen mereka bisa memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.

Keberadaan Rumah Produksi Bersama Komoditas Cabai di Batu Bara diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan nilai tambah yang diciptakan melalui pengolahan cabai, kesejahteraan petani dan pelaku UMKM di wilayah tersebut akan meningkat secara signifikan. Inisiatif ini juga menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara penghasil sekaligus pengolah komoditas hortikultura di pasar global. Batu Bara kini memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengolahan cabai yang tidak hanya dikenal di tingkat nasional tetapi juga internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *